PENDIDIKAN KEAKSARAAN Untuk Pendidikan Masyarakat dan Non-Formal
+ Free ShippingPENDIDIKAN KEAKSARAAN Untuk Pendidikan Masyarakat dan Non-Formal
Penulis;
Ridwan Y. Deluma
Pahenra A. Nongko
Jumlah halaman; 197
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: tersedia
Versi E-Book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; Rp; 125.000
Dalam perspektif global, keaksaraan menjadi salah satu tujuan utama dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, khususnya Tujuan 4 yang menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Laporan Global Education Monitoring (GEM) 2020 menyatakan bahwa lebih dari 750 juta orang dewasa di seluruh dunia masih buta huruf, dan sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan orang-orang yang tinggal di daerah terpencil (UNESCO, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kemajuan telah dicapai, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai keaksaraan universal.
Di tingkat lokal, tantangan yang dihadapi dalam pendidikan keaksaraan seringkali bersifat kontekstual. Misalnya, di Indonesia, tantangan utama dalam meningkatkan keaksaraan adalah akses terhadap pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil dan kurang berkembang. Menurut laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2021), terdapat kesenjangan yang signifikan dalam akses pendidikan antara daerah urban dan rural. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih lokal dan kontekstual diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Pendidikan keaksaraan juga harus mempertimbangkan budaya dan bahasa lokal. Di Indonesia, dengan lebih dari 700 bahasa daerah, penting untuk mengembangkan materi pendidikan yang relevan dengan konteks budaya setempat. Penelitian oleh Supriyadi (2022) menunjukkan bahwa penggunaan bahasa lokal dalam pendidikan keaksaraan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan keaksaraan harus bersifat inklusif dan menghormati keragaman budaya. Contoh lain dari pendekatan lokal dalam pendidikan keaksaraan dapat dilihat di Program Keaksaraan Fungsional (PKF) yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keaksaraan masyarakat di daerah tertinggal dengan melibatkan komunitas lokal dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program ini berhasil meningkatkan tingkat keaksaraan peserta didik hingga 70% dalam waktu satu tahun (Kemdikbud, 2021).
Reviews
There are no reviews yet.