MENATA ULANG SEKOLAH DI ERA DIGITAL
+ Free ShippingMENATA ULANG SEKOLAH DI ERA DIGITAL
Penulis;
Tamrin
Jumlah halaman: 205
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak; Tersedia
Versi E-book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; Rp; 145.000
dalam menghadapi era digital di sektor pendidikan adalah ketimpangan infrastruktur digital. Meskipun perkembangan teknologi informasi telah menyentuh berbagai aspek kehidupan, tidak semua satuan pendidikan, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), memiliki akses terhadap jaringan internet yang stabil, perangkat TIK yang layak, atau bahkan pasokan listrik yang memadai. Ketimpangan ini menciptakan jurang digital (digital divide) yang semakin melebar antara sekolah-sekolah di wilayah perkotaan dengan yang ada di daerah terpencil.
Menurut Warsita (2020), infrastruktur teknologi merupakan fondasi utama dalam implementasi pembelajaran berbasis digital. Tanpa dukungan infrastruktur yang merata, maka transformasi digital dalam pendidikan hanya akan menguntungkan kelompok tertentu dan menciptakan ketidakadilan dalam akses pendidikan. Hal senada juga ditegaskan oleh UNESCO (2022) yang menyatakan bahwa ketimpangan infrastruktur adalah salah satu penghambat utama dalam penerapan sistem pendidikan digital yang inklusif dan berkeadilan.
Ketimpangan ini juga berdampak langsung pada rendahnya literasi digital di kalangan guru dan peserta didik yang berada di daerah dengan infrastruktur terbatas. Akibatnya, digitalisasi pendidikan berisiko menjadi proyek yang hanya bersifat kosmetik dan simbolis jika tidak diiringi dengan kebijakan pemerataan yang menyentuh akar permasalahan. Dari hasil refleksi penulis, permasalahan infrastruktur bukan hanya soal jaringan dan perangkat, tetapi juga menyangkut komitmen kebijakan dan keadilan distribusi sumber daya pendidikan. Organisasi pendidikan harus mampu menyuarakan kebutuhan dan kondisi riil di lapangan kepada pemangku kebijakan, agar program digitalisasi tidak melupakan sekolah-sekolah yang paling membutuhkan intervensi. Pendekatan yang bersifat top-down tanpa mempertimbangkan kondisi lokal justru akan memperkuat eksklusi digital di dunia pendidikan.




Reviews
There are no reviews yet.