KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI CENGKEH

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI CENGKEH

Penulis;

Dr. Ir. Abdul Halil, S.P., M.P., IPM

Muh. Ikmal Saleh, S.P., M.Si

Andi Mawarti, S.P

Jumlah halaman; 107

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi Cetak; Tersedia

Versi E-Book; Tersdia

berat; 0 Kg

Harga; Rp; 75.000

Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu aspek penting sebagai roda penggerak ekonomi Negara. Sektor pertanian masih berada diposisi teratas selain sektor perdagangan dan sektor industri. Salah satu aspek tersebut yang terdapat di sektor pertanian khususnya dalam subsektor perkebunan adalah usahatani cengkeh. Usahatani cengkeh memiliki peran strategis, selain sebagai penyumbang devisa negara, usahatani cengkeh juga mampu menyerap tenaga kerja. Kondisi iklim dan sumberdaya alam di Indonesia juga sangat mendukung untuk peningkatan sektor pertanian cengkeh. Untuk menunjang usahatani  cengkeh tentu tidak terlepas dari penyediaan modal (Mubyarto, 2001).

Modal merupakan faktor produksi peringkat kedua setelah tanah dalam usaha tani. Dalam ekonomi pertanian modal dapat berupa barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru atau komoditi pertanian.. Modal merupakan modal kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan (Hernanto, 2010).

Masalah permodalan yang menimpa petani ditandai dengan sulitnya persyaratan administrasi untuk memperoleh modal, serta ada jaminan yang memberatkan petani cengkeh pada lembaga perbankan yang bersangkutan karena lembaga perbankan tidak ingin mengambil resiko pada usaha kecil. Sedangkan petani cengkeh tidak memiliki jaminan yang sesuai dengan persyaratan perbankan. Sehingga beberapa petani cengkeh akan bergantung pada kemampuan pembiayaannya sendiri yang sangat terbatas atau lembaga keuangan informal seperti rentenir maupun keluarga.