KOMITMEN ORGANISASIONAL Teori Dan Aplikasi

KOMITMEN ORGANISASIONAL Teori Dan Aplikasi

Penulis;

Dr. Etta Mamang Sangadji, M. Si

Dr. Sopiah, MM, M.Pd

Jumlah halaman: 111

Ukuran Buku: a5 (14,8×21)

Versi Cetak: Tersedia

Versi E-book: Tersedia

Berat; 0 Kg

Harga: Rp; 85.000

Alfin Toffler (1998) seorang “Futurolog” terkenal dalam bukunya “The Future Schook” pernah meramalkan bahwa ketika memasuki abad 21 dunia akan memasuki gelombang ketiga yaitu munculnya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Pada saat itu kondisi dunia ibarat sebuah kampung besar yang setiap saat mudah dijelajahi. Dengan adanya penemuan baru dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi khususnya teknologi satelit mampu mendorong terjadinya globalisasi dalam dunia bisnis. Dalam dunia perbankan, penemuan teknologi telekomunikasi dan transformasi sangat memudahkan terjadinya transaksi antara nasabah dengan bank, antar bank dengan bank, baik dalam suatu negara maupun antar negara. Jika pada masa lalu, untuk mentransfer uang dari satu daerah ke daerah lain atau dari satu negara ke negara lain membutuhkan waktu yang cukup lama, maka saat ini dengan teknologi satelit, transaksi bisnis antar nasabah dengan bank atau antar bank dalam suatu negara atau antar negara  sudah bersifat  Real time. Artinya transaksi pembayaran yang terjadi pada saat itu langsung dapat diterima oleh pihak penerima pada saat itu juga.

Kemudahan-kemudahan seperti ini, di satu sisi memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan dunia usaha perbankan, akan tetapi, di sisi lain, kondisi ini, juga dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan tindakan kejahatan dalam dunia perbankan. Baru-baru ini dunia perbankan Indonesia mengalami peristiwa yang luar biasa karena terjadinya transaki Letter of Credit (LC) palsu yang melibatkan pihak pengusaha nakal dan karyawan bank, kasus ini melanda bank pemerintah yaitu Bank BNI yang mengalami kerugian 1,7 Trillyun rupiah. Tidak lama kemudian muncul masalah baru menimpa Bank Rakyat Indonesia (BRI) BRI dibobol, dan kerugian yang diderita  mencapai 600 milyar rupiah, (Jawa Pos, 30 Desember 2003). Hal ini terjadi di saat pemerintah tengah giat-giatnya membenahi sistem perbankkan nasional. Pemerintah berharap sehatnya dunia perbankan dapat mendorong perkembangan sektor ekonomi riil di masyarakat, sehinggga mampu mengatasi pengangguran di Indonesia yang mencapai 40 juta jiwa. Data terakhir menunjukkan pertumbuhan sektor riil dari tahun 1997 sampai 2002 masih berkisar 0,42 % dimana pada tahun 1997 pertumbuhan sebesar 2,4%, tahun 1998 minus 17,4%, tahun 1999 pertumbuhan sebesar 0,8% tahun 2000 pertumbuhan sebesar 4,8% tahun 2001 sebesar 3,3% dan tahun 2002 sebesar 3,6% (BPPS, Januari 2003, dalam Jawa Pos 14 Januari 2003).