PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK STUNTING DENGAN PERMAINAN ORIGAMI
+ Free ShippingPERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK STUNTING DENGAN PERMAINAN ORIGAMI
Penulis:
Arfan syahroni,S.KM.M.KM
Jumlah halaman:103
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: Tersedia
Versi E-Book: Tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 65.000
Cetakan Pertama: Agustus 2023
Stunting masih menjadi salah satu permasalahan pada anak-anak di Indonesia yang sampai saat ini sulit teratasi. Stunting atau biasa disebut balita pendek merupakan indikasi buruknya status gizi yang digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.[1] Indikator stunting didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study), nilai z-scorenya kurang dari -2SD dikatagorikan pendek dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD. [2]
Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 mencapai 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia menderita stunting. Lebih dari setengah balita stunting berada di Asia atau sebanyak 55%, dan lebih dari sepertiganya atau 39% berada di Afrika. Di Indonesia sendiri angka prevalensi stunting pada tahun 2010 sebesar 35,6% selanjutnya terjadi peningkatan di tahun 2013 sebesar 37,2% dan mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 30,8%. Meskipun mengalami penurunan tetapi prevalensi yang ada di Indonesia masih di atas indikator yang ditetapkan World Health Organization (WHO). WHO mengatakan bahwa, stunting masih menjadi permasalah kesehatan apabila angka prevelanesi stunting masih diatas 20%. [2]
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu atau calon ibu, masa janin, dan masa bayi atau balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan balita. Dampak dari stunting sendiri akan berkaitan dengan proses perkembangan otak yang terganggu, dimana dalam jangka pendek berpengaruh pada kemampuan kognitif sedangkan jangka panjang mengurangi kapasitas untuk berpendidikan lebih baik dan hilangnya kesempatan untuk peluang kerja dengan pendapatan lebih baik.[3]
Stunting pada tahun pertama kehidupan balita akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan baik fisik, organ-organ tubuh dan mental pada kehidupan balita selanjutnya. Salah satu organ yang paling cepat mengalami kerusakan pada kondisi gangguan gizi ialah otak. Otak merupakan pusat syaraf yang sangat berkaitan dengan respon anak untuk melihat, mendengar, berpikir, serta melakukan gerakan. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak, sehingga hal ini akan berkaitan dengan perkembangan motorik anak
Reviews
There are no reviews yet.