MIKOLOGI PERTANIAN LAHAN BASAH
+ Free ShippingMIKOLOGI PERTANIAN LAHAN BASAH
Penulis;
Dr. Ir. Hj. MARIANA, MP.
Prof. Dr. Ir. H. ISMED SETYA BUDI, MS., IPM
Editor;
Apt. DINI RAHMATIKA, S.Farm., M. Pharm.Sci
Jumlah halaman; 328
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: Tersedia
Versi E-Book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; rp. 135.000
Cetakan Pertama; 30 Mei 2024
Lahan basah tersebar merata di seluruh Indonesia, namun Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki lahan basah terluas. Potensi ini harus menjadi focus perhatian utama untuk pembangunan pertanian berkelanjutan Indonesia masa depan.
Memiliki lahan basah yang luas ini perlu disyukuri walau penuh dengan tantangan dalam pengelolaannya untuk kegiatan proses pembangunan berkelanjutan sekarang dan masa depan Indonesia Raya. Potensi besar ini pula yang memicu ULM (Universitas Lambung Mangkurat) menentukan visi ‘Terwujudnya ULM sebagai Universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah’. Inilah wujud nyata ULM bertekad kuat untuk berkontribusi dalam pemanfaatan lahan basah bagi kesejahteraan masyarakat banua dan pembangunan daerah. Setiap inovasi untuk pemecahan masalah bagi pemanfaatan lahan basah selalu menjadi prioritas utama semua pihak. Seiring dengan berbagai kebijakan daerah terkait lahan basah yang masih banyak belum termanfaatkan maka ditempuh trobosan untuk menggali potensi dengan mencari pemecahan masalah lahan basah secara komprehensif.
Buku ini juga merupakan usaha untuk menggali dan memanfaatkan lahan basah dengan fokus memanfaatkan kajian terkait cendawan yang menguntungkan dan upaya mengendalikan cendawan yang merugikan karena menurunkan produktivitas tanaman.
Menurut kamus Merriam-Webster (2012) lahan basah adalah lahan atau areal seperti rawa atau paya yang kadang tergenang air dangkal atau yang mempunyai tanah yang dipenuhi air. Menurut Ramsar (2012) pada pasal 1.1 dari Konvensi Ramsar menyatakan bahwa lahan basah adalah daerah paya, rawa, lahan gambut atau perairan, baik alami maupun buatan, permanen atau sementara, dengan air yang mengalir atau diam, segar, payau atau asin, termasuk daerah perairan laut dengan kedalaman pada saat surut tidak melebihi enam meter. Dengan demikian lahan basah antara lain meliputi lahan rawa pasang surut, rawa lebak, lahan sawah irigasi, danau dangkal dan tepi sungai.
Reviews
There are no reviews yet.