KREDIT PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN MENENGAH

KREDIT PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN MENENGAH

Penulis:

Erizal. N., S.E., MM

Rafdhatul Hanifa

Jumlah halaman; 96

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi cetak: tersedia

Versi E-Book: tersedia

Berat; 0 Kg

Harga; Rp; 98.000

Lembaga keuangan memiliki peranan penting di dalam perekonomian. Salah satunya adalah menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Lembaga keuangan juga menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana.

Pemerintah memberikan legalitas untuk lembaga keuangan dibagi menjadi dua kategori, yaitu lembaga keuangan formal (legal) dan lembaga keuangan informal (ilegal). Lembaga keuangan formal adalah suatu lembaga yang mempunyai dasar hukum (legalitas) dan dikenai regulasi oleh pemerintah. Sebaliknya pada lembaga keuangan informal tidak ada undang-undang dari pemerintah yang mengaturnya (Arsyad, 2008).

Lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian masyarakat tidak hanya lembaga formal saja yang populer, tetapi eksistensi lembaga keuangan informal juga mewarnai kegiatan di dalam masyarakat bahkan menjadi pilihan utama daripada lembaga formal dikarenakan berbagai faktor pendukung yang dimiliki lembaga informal. Sektor formal seperti perbankan dan koperasi adalah institusi yang berada dibawah regulasi pemerintah, sedangkan ciri khas dari lembaga keuangan informal memiliki fleksibilitas yang tinggi dan tidak terkontrol oleh pemerintah.

Usaha mikro pada umumnya masih sering meghadapi berbagai kendala salah satunya yaitu permasalahan keterbatasan modal. Namun pelaku usaha kecil seringkali mendapat kesulitan untuk mengakses modal dari lembaga keuangan formal karena prosedur peminjaman yang cukup rumit. Pelaku usaha kecil di pedesaan yang umumnya adalah petani sulit untuk mengakses modal dari perbankan karena mereka tidak bankable. Hal ini juga terjadi di daerah perkotaan dimana pelaku usaha kecilnya kebanyakan adalah pedagang yang bergerak di sektor informal yang juga sulit mengakses modal dari perbankan sehingga mereka banyak terjebak pada praktek pelepas uang atau rentenir