Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil Menengah

Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil Menengah

Penulis;

Hari Susanto, SE,.MM

Editor; Dr. Dwi Cahyono. SE.M.Si.Akt

Jumlah halaman; 211

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi Cetak: Tersedia

Versi E-Book: Tersedia

Berat; 0 Kg

Harga; Rp; 167.000

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu motor penggerak perekonomian di Indonesia dan memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan industri suatu negara. Potret UMKM nasional adalah si kecil yang memegang peranan besar, dan menjadi andalan kelancaran dan kestabilan perekonomian nasional Indonesia. UMKM merupakan sektor yang tetap berjalan saat krisis moneter melanda Asia Tenggara. Sebagai contoh, di Indonesia pada kurun waktu 1998-2000 saat krisis moneter terjadi, UMKM mampu bertahan dan bahkan menjadi motor penggerak ekonomi saat itu.

Kemudian pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi krisis global yang berdampak negatif dan menghambat perkembangan ekonomi dan bisnis baik di Indonesia maupun dunia. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mampu bertahan dan bahkan menunjukkan kinerja yang baik dalam menopang perekonomian sehingga pertumbuhan ekonomi negara tetap baik dalam menghadapi krisis global. Hal ini semakin terlihat jelas di masa pandemi COVID19, banyak pekerja yang dirumahkan dan di-PHK secara besar-besaran. Maka dari itu, banyak di antara mereka yang mencari cara untuk bertahan hidup dengan menjadi pengusaha UMKM yang menjual produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dijual secara daring, seperti makanan, masker kain, peralatan rumah tangga, hingga mainan dan buku.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Kegiatan ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia sehingga mampu mengatasi pengangguran di Indonesia. Terserapnya tenaga kerja baru oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan memberikan dampak yang efektif dalam menekan angka pengangguran masyarakat Indonesia. Dari sisi ekonomi makro, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga memberikan kontribusi bagi Indonesia. Produk Domestik Bruto Indonesia yang dihasilkan dari kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai 57,24%. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2018, jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai 64,2 juta unit atau 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya mencapai 116,98 juta orang atau sekitar 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari tahun ke tahun selalu menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan dan mencatat pertumbuhan rata-rata sekitar 9% per tahun pada tahun 2017 hingga 2018 (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia).

Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disingkat UMKM merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian, menambah devisa negara, dan pendapatan masyarakat. Pengalaman membuktikan bahwa ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998, hanya sektor UMKM yang mampu bertahan, sedangkan banyak perusahaan besar tidak mampu bertahan atau “bangkrut” akibat bahan baku impor yang semakin mahal dan angsuran utang yang semakin banyak akibat nilai dolar yang terus meningkat dan berfluktuasi.

Menurut Pratomo dan Soejodono (2002), alasan UMKM mampu bertahan dari krisis moneter adalah karena sebagian besar UMKM menggunakan modal sendiri dalam mengembangkan UMKM dan tidak mendapatkan modal dari perbankan, serta merosotnya sektor perbankan dan naiknya suku bunga perbankan tidak berpengaruh terhadap UMKM. Hal ini didukung oleh pernyataan Pratomo dan Soejodono (2002) yaitu alasan UMKM mampu bertahan dari krisis karena sebagian besar UMKM menggunakan modal sendiri dan tidak mendapatkan modal dari perbankan. Senada dengan itu, Nurnugroho (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu, menyebabkan banyak usaha berskala besar yang mandek bahkan menghentikan kegiatannya, namun hal tersebut berbeda dengan sektor UMKM yang terbukti mampu bertahan bahkan cenderung meningkat.