GLOBALISASI DAN BUDAYA KULINER KOREA DI MALANG
+ Free ShippingGLOBALISASI DAN BUDAYA KULINER KOREA DI MALANG
Penulis;
Andi Khafifah Nurul Isnaini A. Tagunu
Havidz Ageng Prakoso
Shannaz Mutiara Deniar
Gonda Yumitro
Jumlah halaman; 144
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: Tersedia
Versi E-Book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; Rp; 98.000
PENDAHULUAN
|
lobalisasi memiliki pandangan yang berbeda menurut beberapa ahli. Profesor Jan Aart Scholte mendefinisikan bahwa globalisasi merupakan suatu proses yang kompleks, ditandai dengan adanya semacam peningkatan hubungan internasional di mana negara-negara tetap mempertahankan identitasnya namun semakin saling bergantung.[1] Lebih lanjut, Scholte menekankan bahwa globalisasi bukan hanya sekedar perdagangan internasional, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi hingga budaya. Proses ini kemudian didorong oleh empat dimensi utama yaitu Liberalisasi, Internasionalisasi, Universalisasi, dan Westernisasi yang saling terkait. Liberalisasi ditandai dengan terbukanya batas-batas negara, sementara Internasionalisasi meningkatkan interaksi antar negara. Universalisasi ditandai dengan penyebaran nilai-nilai dan norma global, sementara Westernisasi ialah dominasi budaya Barat yang sering kali mendominasi lanskap budaya.[2]
Salah satu ciri khas globalisasi menurut Scholte adalah “supraterritory” atau supraterritorialitas yang berarti hilangnya batasan-batasan geografis dalam interaksi sosial dan ekonomi global, sehingga menciptakan jaringan hubungan yang kompleks di seluruh dunia. Selain itu, peran teknologi dalam mempercepat proses globalisasi juga disoroti oleh Scholte. Menurutnya, internet dan kemajuan teknologi komunikasi lainnya telah menghubungkan manusia di seluruh dunia, hingga memungkinkan pertukaran informasi dan ide secara instan bahkan berinteraksi secara real-time. Proses globalisasi kemudian, menurut Scholte bukanlah fenomena yang baru, melainkan hasil dari perkembangan sejarah yang panjang dan beragam
Reviews
There are no reviews yet.