BUKU AJAR WACANA: TEORI DAN ANALISISNYA

BUKU AJAR  WACANA: TEORI DAN ANALISISNYA

Penulis;

Arsad, S.Pd., M.Hum.

Dr. Ishak Bagea, S.Pd , M.A

Jumlah halaman; 231

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi Cetak: Tersedia

Versi E-book; Tersedia

Berat; 0 Kg

Harga; Rp; 175.000

Wacana merupakan unit komunikasi yang tidak hanya melibatkan penggunaan bahasa, tetapi juga terikat dalam konteks sosial tertentu. Lebih jauh lagi, menurut Sumirat & Eriyanto (2023) wacana mencerminkan dinamika kekuasaan serta ideologi yang tersirat dalam struktur teks dan konteks penggunaannya. Dengan demikian, wacana bukan sekadar kumpulan kata, melainkan suatu konstruksi makna yang terbentuk melalui interaksi sosial dan budaya.

Dalam konteks komunikasi, wacana memainkan peran sentral dalam menyampaikan gagasan, membentuk opini publik, serta memengaruhi perilaku sosial dalam masyarakat. Selain itu, Amelia & Suganda (2023) menekankan bahwa wacana sering kali mengandung unsur kekerasan simbolik, terutama dalam ranah media massa. Hal ini mengindikasikan bahwa teks wacana tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk mempertahankan atau menantang norma-norma sosial tertentu. Sebagai contoh, dalam program televisi, pilihan bahasa dan pembingkaian wacana yang digunakan dapat berkontribusi pada pembentukan stereotip atau, sebaliknya, menawarkan perspektif alternatif terhadap suatu isu.

Oleh karena itu, memahami bagaimana wacana beroperasi dalam media menjadi langkah penting dalam mengkaji pengaruhnya terhadap persepsi publik. Lebih jauh lagi, dari sudut pandang pragmatik, wacana juga memiliki fungsi strategis dalam membangun dan mempertahankan relasi sosial. Marta et al. (2023) mengungkapkan bahwa analisis wacana dalam media daring memperlihatkan bagaimana bahasa dimanfaatkan untuk membentuk opini publik terkait kebijakan tertentu. Ini menunjukkan bahwa dalam era komunikasi digital, wacana sering kali dikonstruksi dengan tujuan tertentu, baik untuk memperkuat legitimasi suatu kebijakan maupun untuk menggiring opini masyarakat ke arah tertentu. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam mengenai strategi pembingkaian wacana menjadi krusial dalam menginterpretasikan pesan-pesan yang disampaikan melalui media.

Selanjutnya, memahami konsep dasar wacana tidak hanya membantu mahasiswa dalam menelusuri bagaimana bahasa membentuk makna dalam interaksi sehari-hari, tetapi juga memberikan wawasan dalam menganalisis hubungan antara bahasa dan kekuasaan. Ghozali (2020) menunjukkan bahwa dalam teks-teks historis, wacana dapat merefleksikan relasi kuasa yang berkembang pada masa lampau. Oleh karena itu, wacana menjadi alat yang signifikan dalam kajian budaya dan sejarah, memungkinkan analisis yang lebih dalam mengenai bagaimana bahasa berperan dalam membentuk narasi sosial di berbagai periode waktu.