URGENSI PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN
+ Free ShippingURGENSI PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN
Penulis:
Yuha Nadhirah Qintharah
Editor:
Syaiful Bahri
Jumlah halaman: 131
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: Tersedia
Vesrsi E-Book: tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; Rp. 80.000
Cetakan Pertama: November 2023
Sepanjang tahun 2012, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mencatat konflik berbasis sumber daya alam telah mencapai 613 konflik yang tersebar di 29 provinsi. Organisasi pemantau masalah lingkungan itu juga mengadvokasi 149 kasus yang didominasi oleh kasus perkebunan sebanyak 51 kasus dan pertambangan sebanyak 31 kasus, disusul dengan sektor kehutanan sebanyak 33 kasus dengan 36 korporasi tersebut diantaranya terdiri dari BUMN dan swasta (Tunggal 2014). Berdasarkan berita yang dimuat pada laman daerah.sindonews.com, tahun 2013 masyarakat Desa Bontotallasa, Kecamatan Simbang mengeluhkan limbah Perusahaan Ciomas Adisatwa naungan PT Japfa. Masyarakat mengeluhkan bahwa pembuangan akhir limbah langsung ke sungai dan mencemari lingkungan, warga juga menuturkan bahwa pencemaran udara juga sudah sangat meresahkan. Dari sumber yang sama di tahun 2014, warga yang tinggal di kawasan Atas Dapur dan Karang Tinah, Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Sumsel mengeluhkan banyaknya debu yang timbul akibat aktivitas PT Bukit Asam yang dilakukan di kawasan tersebut, yaitu mendatarkan lokasi bekas kuburan atau pemakaman yang saat ini sudah direlokasi. Warga yang tinggal di kawasan tersebut rencananya akan direlokasi oleh pihak PT BA. Namun pihak PT BA belum juga mau merelokasikan warga sesuai dengan janji sebelumnya. Akibatnya, warga mulai khawatir banyaknya debu yang terhisap akan berdampak kepada kesehatan terutama anak-anak dan balita. Di tahun 2015, warga Karawang melakukan protes terkait limbah cair pabrik kertas milik PT Sinar Mas yang dibuang begitu saja sehingga mengakibatkan air sungai Cibeet mengeluarkan aroma busuk dan diduga mengandung limbah beracun (nasional.tempo.co).
Reviews
There are no reviews yet.