Teori Sastra
+ Free ShippingTeori Sastra
Penulis:
Salamah, M.Pd.
Jumlah halaman: 291
Ukuran Buku: Unesco (15,5×23)
Versi cetak: Tersedia
Versi E-Book: Tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 125.000
Hakikat sastra merupakan segala sesuatu yang berada pada sesuatu yang dasar dari sebuah konstruksi pemikiran. Dalam pola berfikir manusia, pemahaman makna dari suatu objek di lihat dari istilah asal-usul istilah, fungsi dan kebergunaanya dalam konteks kehidupan sehari hari. Sastra dalam bahasa Indonesia berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari), karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya, drama, epic, dan lirik. Sebagaimana dinyatakan Wellek dan Warren, masalah pertama yang harus dipecahkan menyangkut bahasan studi sastra adalah apakah sastra itu? Jika kita mengatakan apakah sastra, secara tidak langsung kita juga sekaligus mempertanyakan apakah yang bukan sastra? Pertanyaan itu dapat dilanjutkan dengan apakah sifat-sifat sastra itu? Bagaimana ciri-ciri sastra itu? Kedengarannya pertanyaan-pertanyaan tersebut tampak sederhana dan sepele. Akan tetapi, sampai saat ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut belum dapat dijawab dengan tuntas. Pada saat seorang ahli mencoba merumuskan sastra dari satu sudut pandang tertentu, muncul permasalahan yang menyertai rumusan yang dibuat itu bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan, rumusan pengertian yang disusun itu seakan-akan menjadi terus tertinggal karena perkembangan karya sastra yang muncul pada setiap periode atau waktu. Setiap saat, kita berhadapan dengan hadirnya gejala sastra yang khas, menarik, dan spesifik serta penuh keragaman sesuai perkembangan zaman. Teeuw (1987:21) menyebutkan bahwa sudah cukup banyak usaha yang dilakukan sepanjang masa untuk memberi batasan yang tegas atas pertanyaan itu, dari berbagai pihak dan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Akan tetapi, batasan manapun jua yang pernah diberikan oleh ilmuwan ternyata diserang, ditentang, disangsikan. Sapardi Djoko Damono (via Siswanto, 2003:81) menjelaskan bahwa karya sastra adalah karya yang dimaksudkan oleh pengarangnya sebagai karya sastra, berwujud karya sastra, dan diterima oleh masyarakat sebagai karya sastra. Berdasarkan penjelasan tersebut Siswanto (2003:81) menyatakan bahwa pembaca berperan dalam menentukan sebuah karya itu disebut karya sastra atau bukan. Hal itu mengindikasikan bahwa pada prinsipnya karya sastra itu akan sampai kepada pembaca. Mengutip pendapat Selden, Siswanto (2003:82) menegaskan bahwa keberadaan karya sastra itu dapat hadir secara nyata jika karya itu sudah sampai kepada pembaca dan ada aktivitas pembacaan. Dalam konteks ini, pembacalah yang menerapkan dan mengurai kode yang ditulis oleh sastrawan sebagai sarana menyampaikan pesan. Sebagai upaya untuk mengenali dan memahami apa itu sastra, Siswanto dan Roekhan (via Siswanto, 2003:70) menyebutkan sejumlah ciri karya sastra.
Pertama, adanya niatan dari pengarang untuk menciptakan karya sastra. Kedua, karya sastra adalah hasil proses kreatif. Ketiga, karya sastra diciptakan bukan semata-mata untuk tujuan praktis dan pragmatis. Keempat, bentuk dan gaya karya sastra sangat khas. Kelima, bahasa yang digunakan dalam karya sastra khas. Keenam, karya sastra mempunyai logika sendiri. Ketujuh, karya sastra merupakan dunia rekaan. Kedelapan, karya sastra mempunyai nilai keindahan tersendiri. Kesembilan, karya sastra adalah nama yang diberikan oleh masyarakat kepada hasil karya tertentu. Luxemburg dkk (1984:9-12) menegaskan bahwa tidak mungkin memberikan sebuah definisi yang universal mengenai sastra.
Reviews
There are no reviews yet.