Putih Biru Menerbitkan Senandika
+ Free ShippingPutih Biru Menerbitkan Senandika
Penulis:
Dra. Ewayan Ekowati, M.Pd.
Rusmardiniarita, M. Pd
Jumlah: 237
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: tersedia
Versi E-Book: tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 150.000
berdebat bersama tuk mencari kebenaran, diskusi bersama, bermain bersama, belanja bersama, makanpun bersama, duh bahagianya mungkinkah terulang kembali???? Amina bergumam dalam hati seolah Amina kembali di madrasah, Amina tersenyum di mana gerangan kawan-kawan sekarang??? Terkadang Amina merasa jengkel sama kawan laki-lakinya yang selalu mencagil dan menggangu Amina baik sedang belajar maupun tidak ada aja sela tuk menggangu Amina, ah kenangan yang indah namun sekarang lenyap dari pandangan, sudah berpisah tuk mencari dan mengejar tujuannya masing-masing.
Air mata Amina berurai disepanjang dekapannya di sore menjelang senja ditempat parkiran itu, mengingat kerinduan yang sudah lama ditinggalkan dan takkan mungkin terulang lagi, maaan…….maaan Amina ya kawan-kawan terutama yang sering membuat hati Amina jengkel, dan terkadang terucap kata yang tidak baik di mulut ini padamu, namun hari ini baru terasa kenangan itu indah sekali di saat Amina tak lagi bersamamu kawan-kawan, begitu indahnya suasana kenangan di masa itu, kapankah bisa terulang kembali yang seperti dulu itu? Nana teman dekatku engkau ada di mana sekarang? Aku ingin bersamamu lagi, berlari ke kantin tuk membeli jajanan, ehhhh ingat sekali waktu itu jajanamu jatuh disenggol oleh teman laki-laki kita yang nakal itu, engkau kecewa saat itu jajananmu jatuh gak bisa diambil lagi, lalu kita makan bersama jajananku dibalik dinding kelas yang ada tempat duduk istirahat siswa-siswi, dengan kesal kau bercerita, aku benci sekali lihat Hadi itu karena dia aku tidak bisa menikmati jajananku. Sambil tertawa aku menghiburmu itu tidak rezeki namanya Nana, yang
rezekimu dan rezekiku hari ini adalah jajananku, mereka tertawa berdua sambil menikmati jajanan Amina. Tak lama setelah itu dengan tergopoh-gopoh Hadi mengantarkan jajanan Nana yang jatuh tadi diganti oleh Hadi, “Maaan aku ya kata Hadi tak sengaja menyenggolmu Nana, ini kubelikan lagi jajananmu yang jatuh tadi”, dengan binggungnya Amina dan Nana melihat Hadi, orang-orang bilang Hadi itu jahat, nakal, tetapi hatinya baik, bertanggungjawab, Amina tersenyum mengingat kenangannya itu.
Reviews
There are no reviews yet.