PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA

PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA

penulis;

Erizal. N., S.E., MM

Arni Lusi

Jumlah halaman; 50

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi Cetak: tersedia

Versi e-Book; Tersedia

berat; 0 Kg

Harga; rp. 65.000

potensial dikembangkan di Sumatera Barat adalah susu kambing. Minat konsumen terhadap susu kambing semakin meningkat karena diyakini memiliki banyak manfaat terutama dari segi kesehatan (Cyrilla, 2016). Kambing etawa di Indonesia lebih dikenal dengan kambing Etawa Breed (PE) mendapatkan tempat di kalangan peternak. Seiring bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya, kebutuhan masyarakat akan protein hewani terus meningkat. Kambing memegang peranan penting dalam sistem bisnis pertanian Indonesia yang didukung dengan data bahwa jumlah kambing di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya.

Peternakan kambing peranakan etawa saat ini berkembang sangat pesat karena banyak hasil yang bisa diperoleh. Beberapa hasil antara lain penjualan induk, anaknya dan susu. Tambahan lain adalah pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik. Saat ini penjualan susu kambing etawa sedang marak di pasaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peternakan kambing, bahkan dalam skala kecil (peternakan rakyat), yang membantu memenuhi kebutuhan daging dan susu yang terus meningkat dari tahun ke tahun (Santoso et al., 2020).

Kambing PE merupakan komoditas ternak penghasil protein hewani yaitu daging dan susu. Kambing PE banyak digunakan untuk produktivitas susu dan memiliki keunggulan ukurannya yang besar dan karena ukurannya yang lebih besar serta harga susu kambing di produsen susu lebih mahal dibandingkan kambing lokal maka harga jualnya lebih tinggi dibandingkan kambing lokal dan susu kambing lokal.

Keunggulan kambing PE sebagai penghasil susu adalah membutuhkan modal yang lebih sedikit, tidak membutuhkan lahan yang luas dan pemeliharaan yang relatif mudah, sehingga dapat dijadikan usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Pratama dan Budiasa, 2021). Masyarakat memiliki permintaan yang tinggi terhadap produk hewani seperti hewani seperti daging, telur dan susu