PENDIDIKAN HATI (PERSPEKTIF IBNU AL-QOYYIM AL-JAUZIYYAH)
+ Free ShippingPENDIDIKAN HATI (PERSPEKTIF IBNU QOYYIM AL-JAUZIYYAH)
Penulis:
Dr. Rahmat, S.Pd.I, M.Pd
Abdul Rahman, S.Pd
Jumlah halaman:126
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: tersedia
Versi E-Book: tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 75.000
Pendidik merupakan bagian terpenting dalam pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Dalam menggali konsep-konsep pendidik yang ditawarkan oleh ulama Muslim dan ilmuwan Barat, yang perlu dipertimbangkan adalah muatan moral dan rasionalnya. Mengadopsi konsep apa pun (termasuk pendidik) yang hanya bermuatan moral, akan berimbas pada tumpulnya sebuah daya kreativitas rasional dalam pendidikan (Islam). Begitu juga sebaliknya, mengadopsi pemikiran yang hanya bermuatan rasional tanpa mempertimbangkan muatan moralnya, akan berimplikasi pada keringnya perilaku bermoral, dan ini akan berefek pada krisis sosial. Pendidikan pada hakikatnya berasal dari hati nurani dan pikiran seseorang, dengan pendidikan seorang mampu mengetahui sesuatu yang salah maupun yang benar. Karena sejatinya pendidikan merupakan gerbang untuk keluar dari penjara kebodohan yang membelenggu manusia. Melihat kondisi pendidikan kita saat ini lebih menekankan kepada pendidikan kognitif dan kurang sama sekali di lengkapi dengan pendidikan hati.
Dengan demikian mendidik hati merupakan titik awal yang harus dilakukan sebelum mendidik karakter, karena akan sangat sulit menanamkan pendidikan pada anak didik yang hatinya masih sakit. Kegagalan lembaga pendidikan dalam mendidik hati anak didiknya adalah merupakan kesalahan fatal dalam upaya pembentukan karakter. Dampak dari kesalahan ini dapat mengakibatkan krisis moral dan etika yang akan sangat sulit ditanggulangi,
Adab yang buruk menghasilkan akal yang rusak, akal rusak mengakibatkan kebiasaan buruk, kebiasaan buruk mengakibatkan watak pemberontak, watak pemberontak mengakibatkan perbuatan jahat, perbuatan jahat mengakibatkan dibenci Allah swt. dan dibenci Allah swt. mangakibatkan kehinaan selamany
Ketika hati anak didik sudah sakit, pastilah mereka kelak akan menjadi mangsa harta. Kecenderungan mengejar harta dan materi semata akan mengakibatkan meluasnya penyakit sosial sekaligus penyakit moral. Anak didik baik yang sekolah di sekolah agama maupun sekolah umum akan semakin tersesat pada ketamakan terhadap pangkat dan kedudukan, dan kemudian meluas memunculkan penyakit-penyakit berikutnya berupa penyakit batin : iri hati, bakhil, ria, sewenangwenang, gila popularitas, munafik, mencari muka, serta tunduk terhadap materi, kekuatan dan politik
Reviews
There are no reviews yet.