Muhammadiyah dan NU Meluruskan Kiblat Bangsa

+ Free Shipping

Muhammadiyah dan NU  Meluruskan Kiblat Bangsa

Penulis;

Moh Suardi

Jumlah Halaman; 268

Ukuran Buku: Unesco (15,5×23)

Versi Cetak: Tersedia

Versi Online: Tersedia

Berat; 0 Kg

Harga; Rp. 135.000

M

Muhammadiyah dan NU adalah kedua  organisasi yang telah memperjuangkan     bangsa Indonesia untuk menuju kemerdekaan, bebas dari belenggu kebodohan, penjajahan,  kemiskinan,  bahkan Muhammadiyah  dan  NU  yang membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang  bermartabat yang    mempunyai  nilai    etika    dan   agama  yang    benar  sesuai dengan Tuntunan Rasulullah SAW.

Muhammadiyah dan NU dua organisasi dakwah yang memberantas   kemunkaran   atau    amar    ma’ruf   nahi munkar. Bangsa Indonesia berharap kepada Muhammadiyah dan NU agar bisa mencetak  pemimpin bangsa yang  bermartabat yang mempunyai nilai   etika   yang bisa membawa perubahan bangsa Indonesia yang  lebih baik.  Dan  siapakah yang  harus memimpin bangsa Indonesia? Untuk  menjawab   ini   kita    harus   melihat terlebih dahulu kedua hakikat organisasi   tersebut   dan apa peranan yang  dilakukan oleh Muhammadiyah dan NU di era pembangunan ini.  Muhammadiyah dan  NU  bukanlah organisasi politik akan tetapi    Muhammadiyah dan NU tidak     biasa menggarap masalah-masalah politik, yang  jelas  Muhammadiyah dan  NU  tidak  melibatkan diri  dalam politik praktis, akan tetapi Muhammadiyah dan NU memberikan pertimbangan moral sehingga politik bisa  berjalan sesuai dengan aspirasi Islam  dan Pancasila.

Apa itu kiblat  bangsa?  Mukaddimah   Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila. Dulu, tokoh Muhammadiyah dan  NU  ikut  mendirikan bangsa ini  serta ikut merumuskan kiblat bangsa, dan muatannya sudah dilaksanakan jauh  sebelum bangsa ini merdeka. Muhammadiyah dulu  berada pada  pusat  transaksi nasional. Dalam menjalankan tugasnya pada  tim  Sembilan yang  merumuskan Piagam Jakarta, para  tokoh Muhammadiyah dan  NU  mampu menorehkan jejak menaungkan cita-cita Muhammadiyah dan  NU  dalam rumusan besar   kebangsaan bagi  kepentingan bangsanya. Piagam Jakarta inilah yang  dijadikan pedoman UUD  1945.

Kiblat bangsa ini parallel dengan arah  perjuangan Muhammadiyah dan NU. Apalagi, telah  terbukti bahwa Muhammadiyah sudah satu abad   berkiprah   membuktikan dirinya   dengan   menempuh   jalur   tengah   antara   tradisi   dan inovasi  berbasis  ijtihad,  telah  mampu  melakukan  perubahan yang  berarti di  tengah kehidupan bangsa. Kalau diukur dengan parameter kiblat bangsa, boleh   dikata Muhammadiyah dan  NU yang  masih memegang visi  KH.  Ahmad Dahlan dan  KH.  Hasyim Asy’ari,   adalah   salah    satu    bagian   dari    bangsa   yang    masih konsisten sampai saat  ini.

Modal sosial  yang diberikan  Muhammadiyah  dan   NU sangat luar  biasa, ini dapat dilihat pada  rumusan cita-cita, tujuan dan strategi dakwah  yang ditempuh  Muhammadiyah dan NU.Akan tetapi kiprah Muhammadiyah dan  NU  perlu   ditingkatkan lagi.

Di antara sekian banyak inisiatif pemimpin-pemimpin Indonesia, golongan alim  ulama Islam  yang  telah  menyampaikan surat  inisiatif sebagai usulan serta  saran  tentang bentuk dan ketentuan-ketentuan   yang     akan     digunakan   oleh     Indonesia merdeka nanti. Pada   saat   itu,  surat-surat dari   alim   ulama dan pimpinan-pimpinan Islam  yang  diterima di meja  Djawa Hokokai sebanyak 52 ribu  surat  yang  terdaftar. Sehingga, sebelum panitia Dokuritsu Zyunbi  Tyosokay  mempersiapkan  Undang-Undang Dasar, terlebih dahulu disusun preambule (mukaddimah).  Para preambule inilah yang  kemudian menjadi Piagam Jakarta pertamakali.

 

Category:

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Muhammadiyah dan NU Meluruskan Kiblat Bangsa”

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Cart