MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DAN KETERAMPILAN MEMBACA
+ Free Shipping
MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DAN KETERAMPILAN MEMBACA
Penulis:
Dr. M. Faqih Seknun, M.PdI
Dr. Mubin Noho, M.Ag
Dr. Laros Tuhuteru, M.Pd
Jumlah halaman: 229
Ukuran Buku: Unesco (15,5×23)
Versi Cetak: Tersedia
Versi Ebook: Tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 85.0000
yang kedudukannya menurut UU No. 24 Tahun 2009, Bagian II, Pasal 29 (2), dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa asing pembelajar. Fakta yang menunjukkan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang memiliki jumlah penutur terbanyak dibandingkan dengan bahasa lainnya di muka bumi ini telah membuka kesadaran masyarakat dunia bahwa bahasa Inggris memiliki fungsionalitas yang tinggi untuk digunakan sebagai alat komunikasi di era global seperti saat ini. Dengan posisinya yang sangat penting itu, yaitu sebagai piranti komunikasi di era global, maka tidaklah mengherankan jika masyarakat di berbagai belahan dunia ini berupaya menguasai bahasa Inggris untuk berbagai kepentingan. Situasi dunia yang bergerak ke arah global memberikan daya paksa yang luar biasa besar bagi masyarakat dunia untuk mampu berkomunikasi dalam satu bahasa yang bersifat universal. Untuk saat ini, secara konvensional, masyarakat dunia mengakui bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa universal yang dapat mendukung terciptanya pergaulan global.
Dalam konteks Indonesia, bahasa Inggris diposisikan sebagai bahasa asing pertama yang diajarkan secara resmi dalam jenjang pendidikan formal, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Tujuan pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing (Teaching English Foreign Language) dalam konteks pendidikan di Indonesia diarahkan untuk membentuk pembelajar yang memiliki kemampuan berkomunikasi berbahasa Inggris yang baik. Kemampuan komunikatif itu harus tercermin melalui penguasaan empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu listening (menyimak), speaking (berbicara), reading (membaca), dan writing (menulis). Konsep pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing (TEFL) perlu ditegaskan sebagai konsep yang berbeda dengan konsep pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (Teaching English as Second Language). Dalam konteks di Indonesia saat ini, konsep pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing lebih tepat untuk diadopsi sebab pada umumnya siswa di Indonesia tidak mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa ibunya.
Sebagai upaya menjawab dan memperbaiki kondisi pengajaran bahasa Inggris agar dapat sesuai dengan hakikat pembelajaran bahasa, kurikulum nasional yang melandasi praktik penyelenggaraan bahasa Inggris telah mengalami beberapa perubahan. Dimulai dengan pendekatan tata bahasa dan terjemahan yang termuat dalam Kurikulum 1945, lalu pendekatan oral-verbal yang tercermin dalam Kurikulum 1968, pendekatan audio-lingual dalam Kurikulum 1975, pendekatan Komunikatif dalam Kurikulum 1986, dan pendekatan Kebermaknaan yang tercermin dalam Kurikulum 1994. Perubahan mendasar terjadi pada tahun 1984, yaitu terjadinya pergeseran pandangan filsafat yang melandasi praktik pengajaran bahasa asing, yang semula berpaham behaviorisme beralih menjadi paham konstruktivisme. Dari jarak yang cukup lama sampai tahun 2004 lahirlah KBK dan pada 2006 muncul KTSP dengan Communicative Approach yang mendudukan hakikat belajar bahasa sebagai belajar berkomunikasi.
Fase-fase perubahan kurikulum yang digambarkan di atas merupakan upaya yang mencerminkan perbaikan kondisi pembelajaran bahasa Inggris. Hakikat belajar bahasa sebagai belajar berkomunikasi diturunkan melalui serangkaian tugas pembelajaran (standar kompetensi) yang harus diselesaikan siswa untuk membentuk kompetensi berbahasa Inggris.
Reviews
There are no reviews yet.