Ketapatan Penulisan Diagnosa Dengan Keakuratan Kode Kasus Gastroenteritis Pasien Rawat Inap

KETAPATAN PENULISAN DIAGNOSA DENGAN KEAKURATAN KODE KASUS GASTROENTERITIS PASIEN RAWAT INAP

Penulis;

Nofri Heltiani, S.Si, M.Kes

Anggia Budiarti, S.Kep, M.Kes

Jumlah halaman; 90

Ukuran Buku : A5 (14,8×21)

Versi Cetak: tersedia

Versi E-Book: Tersedia

Berat.; 0 Kg

Harga; Rp 85.000

Resume medis merupakan bagian dari rekam medis berupa lembaran sangat penting dan mendasar dalam formulir rawat inap dan menjadi bukti tanggung jawab tenaga kesehatan khususnya dokter. Adapun kegunaan resume medis yaitu untuk mengetahui secara singkat tentang keluhan utama dan keluhan penyakit sekarang (Pardede dkk, 2020). Informasi yang terkandung di dalam resume medis yang menjadi pedoman dalam keakuratan kode diagnosa terdiri dari indikasi pasien dirawat, riwayat penyakit (anamnesis), pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik dan laboratorium, tindakan diagnostic/prosedur terapi dan obat yang diberikan selama pasien dirawat inap. Informasi medis yang terdapat dalam resume medis tersebut akan mendukung tenaga coder dalam melakukan pengkodean diagnosa secara akurat berdasarkan ICD-10 (Kemenkes, 2014).

Diagnosis adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan penyakit lain berdasarkan tanda, gejala dan pemeriksaan laboratorium selama kehidupan (WHO, 2010). Dalam penetapan dan penulisan diagnosis harus sesuai dengan ICD-10 merupakan tanggung jawab dokter, sedangkan petugas coding harus saling berkomunikasi dengan baik agar menghasilkan kodefikasi penyakit yang tepat dan akurat. Apabila penulisan diagnosis yang dicantumkan pada berkas rekam medis tidak tepat, maka akan mempengaruhi ketepatan dalam pengkodean dan berdampak terhadap biaya pelayanan kesehatan (Made dkk, 2020). Keakuratan dalam pemberian kode diagnosis merupakan hal yang harus diperhatikan oleh petugas coding, ketepatan data diagnosis sangat penting di bidang manajemen data klinis dan dalam hal penentuan biaya yang berkaitan dalam asuhan dan pelayanan kesehatan (Hatta, 2013).